Efektivitas Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L) sebagai Alternatif Penyembuhan Luka Abrasi

Luka abrasi terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. Angka kejadian luka abrasi menempati urutan pertama dari kejadian cidera, dan hal ini memerlukan alternatif penanganan untuk mempercepat poses penyembuhan. Daun lamtoro (Leucaena leucocephala l) diketahui mengandung beberapa senyawa seperti saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid. Senyawa ini mempunyai manfaat antara lain antioksidan, antiinflamasi dan analgesik.

Daun lamtoro (leucaena leucocephala l) diketahui mengandung beberapa senyawa antara lain saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid. Selain flavanoid, ektrak daun lamtoro (leucaena leucocephala l) dilaporkan juga terdapat kandungan terpen, coumarin dan sterol yang berfungsi sebagai antioksidan. Saponin berfungsi menstimulasi vascular Endhorelial Growt Factor (VEGF), mempercepat fase inflamasi dan proses penyembuhan luka. Tannin bermanfaat sebagai astrigen dimana astrigen akan menyebabkan permeabilitas mukosa akan berkurang dan ikatan antar mukosa menjadi kuat sehingga mikrooranisme dan zat kimia iritan tidak dapat masuk pada luka.

Senyawa Tannin mengandung senyawa anti bakteri dimana senyawa tersebut membantu mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga menghambat permeabilitas bakteri untuk berkembang. Indikator dalam penelitian ini adalah luka sembuh atau menutup dinilai melalui luas dimensi luka dengan mengukur porsio panjang luka secara vertikal. Pengukuran dilakukan setiap hari selama satu minggu.

Hasil penelitian menunjukkan pada mencit kelompok perlakuan (P3) yang diberikan salep ekstrak daun lamtoro 20% mengalami proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain yang diberikan ekstrak salep 10%, 15% maupun bethadine. Pada kelompok perlakuan (P3) luka menutup dan sembuh ditinjukkan pada hari ke-enam, kelompok perlakuan (P2, P3, dan bethadine) luka menutup dan sembuh pada hari ke tujuh, sedangakan pada kelompok perlakuan (P5) yang hanya diberikan basis salep sampai hari ketujuh luka masih belum menutup. Proses penyembuhan luka merupakan proses yang alami terjadi padasetiap orang yang mengalami luka.

Jika terjadi luka, secara alami tubuh akan mengupayakan pengembalian komponenjaringan yang rusak dengan membentuk struktur baru dan fungsional yang sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan luka melalui tiga tahapan yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi/remodeling.

Dimana pada fase remodeling ini terjadi mulai pada minggu ke-3 setelah terjadi luka sampai dengan kurang lebih 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pada kelompok yang diberikan ekstrak daun lamtoro menunjukkan proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan pada kelompok perlakuan yang hanya diberika basis salep.

Hal in terjadi kerena pada daun lamtoro (leucaena leucocephala l) mengandung beberapa senyawa saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid yang membantu mempercepat proses penyembuhan. Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap perbedaan proses penyembuhan luka pada masing-masing kelompok didapatkan tidak mengalami perbedaan yang bermakna dalam proses penyembuhan lukanya baik itu pada kelompok perlakuan (P1) yang diberikan ekstrak daun lamtoro 10%, kelompok perlakuan (P2) yang diberikan ekstrak lamtoro 15%, kelompok perlakuan (P3) yang diberikan sekstrak daun lamtoro 20% dan kelompok (P5) yang diberikan bethadine.

Hasil ini memungkinkan terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah sampel yang kecil, dan faktor stress dari mencit terhadap lingkungan yang baru meskipun sebelum dilakukan perlakuan pada mencit sudah diberikan waktu aklitimasi selama 5 hari. Hasil signifikan ditunjukkan pada kelompok perlakuan (P3) yang diberikan ektrak daun lamtoro 20% menunjukan perbedaan yang bermakna dibandingkan kelompok (P5) yang hanya diberikan basis salep terhadap proses penyembuhan luka mencit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menuliskan bahwa ekstrak daun lamtoro 0,5% memiliki efek antiinflamasi pada tikus yang dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Hasil penelitian Sriyanti juga menuliskan bahwa pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstra daun petai cina (konsentrasi 30g/L) secara signifikan dapat mempercepat proses penyembuhan luka dibandingkan dengan kelompok yang tanpadiberikan perlakuan. Pada daun lamtoro (leucaena leucocephala l) terdapat kandungan senyawa soponin yang berfungsi untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka dan juga memicu pembentukan kolagen dengan adanya protein yang berperan dalam proses penyembuhan luka dan juga mempunyai kemampuan sebagi pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka

Tinggalkan Balasan