Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. Menurut laporan UN AIDS, pada akhir 2019 ada sekitar 38 juta orang di dunia yang hidup dengan penyakit HIV/AIDS alias ODHA.
A. Pengertian HIV AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
B. Tanda dan Gejala HIV AIDS
Infeksi penyakit ini pada umumnya tidak menampakkan wujud yang jelas di awal masa infeksi. Kebanyakan ODHA tidak menunjukkan tanda atau gejala HIV/AIDS yang khas dalam beberapa tahun pertama saat terinfeksi. Jika mengalami gejala, kemungkinan gangguan yang dirasakan tidak begitu berat. Gejala yang muncul kerap disalahpahami sebagai penyakit lain yang lebih umum.
Gejala awal penyakit HIV umumnya mirip dengan infeksi virus lainnya, yaitu:
- Demam HIV.
- Sakit kepala.
- Kelelahan
- Nyeri otot.
- Kehilangan berat badan secara perlahan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha.
Infeksi virus HIV umumnya memakan waktu sekitar 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala. Infeksi virus ini memang tidak akan langsung merusak organ tubuh Anda. Virus tersebut perlahan menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkannya secara bertahap sampai kemudian tubuh Anda menjadi rentan diserang penyakit, terutama infeksi. Jika infeksi virus HIV dibiarkan berkembang, kondisi ini bisa berubah semakin parah menjadi AIDS.
Berikut ini adalah berbagai gejala penyakit AIDS yang dapat muncul:
- Sariawan yang ditandai dengan adanya lapisan keputihan dan tebal pada lidah atau mulut.
- Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang.
- Penyakit radang panggul
- Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya (mungkin muncul bersamaan dengan sakit kepala dan atau pusing).
- Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang bukan disebabkan karena olahraga atau diet.
- Lebih mudah mengalami memar.
- Diare yang lebih sering.
- Sering demam dan berkeringat di malam hari.
- Pembengkakan atau mengerasnya kelenjar getah bening yang terletak di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha.
- Batuk kering yang terus menerus.
- Sering mengalami sesak napas.
- Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa penyebab yang pasti.
- Ruam kulityang sering atau tidak biasa.
- Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki.
- Hilangnya kendali otot dan refleks, kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot.
- Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan mental.
C. Penyebab HIV AIDS
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus HIV dari orang yang terinfeksi hanya bisa diperantarai oleh cairan tubuh seperti:
- Darah
- Air mani
- Cairan pra-ejakulasi
- Cairan rektal (anus)
- Cairan vagina
- ASI yang berkontak langsung dengan luka terbuka di selaput lendir, jaringan lunak, atau luka terbuka di kulit luar tubuh orang sehat.
- Hubungan seksual
Jalur penularan virus umumnya terjadi dari hubungan seks tanpa kondom (penetrasi vaginal, seks oral, dan anal). Ingat, penularan hanya bisa terjadi dengan syarat, Anda sebagai orang yang sehat memiliki luka terbuka atau lecet di organ seksual, mulut, atau kulit. Biasanya, perempuan remaja cenderung lebih berisiko terinfeksi HIV karena selaput vagina tipis sehingga rentan lecet dan terluka dibandingkan wanita dewasa.
Penularan lewat seks anal juga termasuk lebih rentan karena jaringan anus tidak memiliki lapisan pelindung layaknya vagina sehingga lebih mudah sobek akibat gesekan.
- Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
Selain dari paparan antar cairan dengan luka lewat aktivitas seks, penularan HIV juga dapat terjadi jika cairan terinfeksi tersebut disuntikkan langsung ke pembuluh darah, misalnya dari:
- Pemakaian jarum suntik secara bergantian dengan orang yang terkontaminasi dengan human immunodeficiency virus.
- Menggunakan peralatan tato (termasuk tinta) dan tindik (body piercing) yang tidak disterilkan dan pernah dipakai oleh orang dengan kondisi ini.
- Memilikipenyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore. Virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
- Ibu hamil pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus aktif kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan saat menyusui.
Namun, jangan salah sangka. Anda TIDAK dapat tertular virus HIV melalui kontak sehari-hari seperti:
- Bersentuhan
- Berjabat tangan
- Bergandengan
- Berpelukan
- Cipika-cipiki
- Batuk dan bersin
- Mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi lewat jalur yang aman
- Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama
- Berbagi sprei
- Berbagi peralatan makan atau makanan yang sama
- Dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya
D. Faktor Resiko HIV AIDS
Setiap orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan orientasi seksualnya bisa terinfeksi HIV. Namun, beberapa orang lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini apabila memiliki faktor seperti:
- Melakukan hubungan intim yang berisiko menyebabkan paparan penyakit menular seksual, seperti seks tanpa kondom atau seks anal.
- Memiliki lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual.
- Menggunakan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian dengan orang lain.
- Melakukan prosedur STI yakni pemeriksaan pada organ intim.
E. Diagnosis HIV AIDS
Mendiagnosis penyakit ini biasanya akan dilakukan dengan tes darah. Ini adalah cara yang paling memungkinkan untuk dokter memeriksa sekaligus menentukan apakah Anda terinfeksi HIV atau tidak. Keakuratan tes tergantung pada waktu paparan terakhir HIV, misalnya kapan terakhir kali berhubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi.
Meski begitu, butuh waktu sekitar 3 bulan setelah paparan pertama untuk antibodi human immunodeficiency virus bisa terdeteksi dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, lebih baik melakukan tes HIV untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda secara pasti.
Jika hasil tes Anda positif (reaktif), tandanya Anda memiliki antibodi HIV dan memiliki infeksi penyakit tersebut. Meski positif HIV, namun belum berarti Anda juga memiliki AIDS. Tidak ada yang tahu pasti kapan seseorang terinfeksi virus HIV akan mengalami AIDS. Jika hasil tes HIV negatif, artinya di dalam tubuh Anda tidak memiliki antibodi human immunodeficiency virus.
F. Pengobatan HIV AIDS
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghilangkan sepenuhnya infeksi virus HIV dari dalam tubuh. Namun, gejala penyakit bisa dikendalikan dan sistem imun bisa ditingkatkan dengan pemberian terapi antiretoviral (ARV).
Terapi ARV tidak dapat membasmi virus seluruhnya, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat. Setiap pengidap HIV bisa hidup sehat dan menjalani aktivitas secara normal selama menjalani pengobatan antiretroviral. Selain itu, mengikuti pengobatan juga membantu mengurangi risiko penularan terutama pada orang-orang terdekat.
Terapi ARV terdiri dari penggunaan sekumpulan obat antiviral yang dapat mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh dengan menghambat virus memperbanyak diri. Berkurangnya virus memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus yang menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Dengan begitu, jumlah virus di dalam tubuh dapat terkendali dan infeksinya tidak menimbulkan gejala. Di samping itu, jumlah virus yang rendah membuat kemungkinan risiko penularan ke orang lain pun semakin berkurang.
Pasien biasanya diminta untuk menjalani pengobatan ARV sesegera mungkin setelah terinfeksi HIV, terlebih jika sedang dalam kondisi berikut:
- Hamil
- Memiliki infeksi oportunistik (infeksi penyakit lain bersamaan dengan HIV)
- Memiliki gejala yang parah
- Jumlah sel CD4 di bawah 350
- Memiliki penyakit ginjalakibat HIV
- Sedang dirawat karena hepatitis B atau C
Dalam terapi ART, ada banyak obat untuk HIV yang biasanya dikombinasikan sesuai dengan kegunaannya. Beberapa jenis obat antiretroviral adalah:
- Lopinavir
- Ritonavir
- Zidovudine
- Lamivudine
Pemilihan jenis pengobatan akan berbeda untuk setiap orang karena perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Selain terapi antiretroviral, berikut gaya hidup sehat yang perlu dilakukan ODHA untuk menjaga kesehatan:
- ODHA harus makan makanan dengan gizi seimbangdan memperbanyak sayur, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
- Cukup istirahat.
- Rutin berolahraga.
- Menghindari obat-obatan terlarang termasuk alkohol.
- Berhenti merokok.
- Melakukan berbagai cara untuk mengelola stres seperti meditasi atau yoga.
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis memegang hewan peliharaan.
- Menghindari daging mentah, telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan laut mentah.
- Melakukan vaksin yang tepat untuk mencegah infeksi seperti radang paru dan flu.