ARTRITIS PADA LANSIA

Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan usia terjadi pada berbagai sistem tubuh salah satunya adalah rematik. Rematik adalah penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Chairuddin, 2011). Penyebab Rheumatoid Arthritis yaitu seperti adanya faktor genetik atau faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor hormon estrogen, faktor stress, penuaan, serta adanya inflamasi atau peradangan (Wahyuni, 2016).

Definisi Artritis Rheumatoid

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya bersifat simetris atau bilateral, tetapi kadang juga bisa terjadi pada satu sendi saja yang disebut dengan Arthritis Rheumatoid mono-artikular (Huda & Kusuma, 2015). Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit peradangan kronis pada sendi yang tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi seperti kelelahan, malaise, dan kekakuan pada pagi hari. Rheumatoid Arthritis (RA) dapat menyebabkan kerusakan pada sendi dan sering menyebabkan morbiditas bahkan dapat menyebabkan kematian yang cukup besar (Zairin, 2016). Rematik atau Arthritis Rheumatoid adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti, bakteri , virus dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada penyakit Rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan synovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat mengakibatkan sendi bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi bahkan cacat (Haryono, Setiyaningsih, 2013).

Penyebab Artritis pada lansia

Menurut Khalid Mujahidullah (2012) artritis reumatoid merupakan sindrom yang hingga saat ini terdapat lebih dari 100 macam penyakit yangdi klasifiikasikan dalam golongan artritis reumatoid. Sebagian besar belum dapat dijelaskan penyebabnya. Pada usia lanjut sebab-sebab gangguan Rematik atau pada system musculoskeletal dapat di kelompokan sebagiai berikut:

  1. Mekanik : Penyakit sendi degeneratife (osteoarthritis), Sterosis spinal.
  2. Metabolic: Osteoporosis,myxedema, penyakit paget Berkaitan dengan penyakit keganasan: artropati kasino matosa atau neurimiopati dan dermatomyosistis, osteoatropati hipertropika.
  3. Pengaruh obat : Diuretika dapt menimbulkan GOUT, Lupus eritronatosis sistemik
  4. Radang : polymyalgia Reumatika, temporal (giant cell), atritis gout.

Adapun beberapa faktor yang resiko yang diketahui adalah: 

  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Jenis kelamin, wanita yang lebih sering
  • Kegemukan dan penyakit metabolik
  • Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
  • Kelainan pertumbuhan
  • Kepadatan tulang dan lain-lain

Tanda dan Gejala Artritis Rheumatoid

Pada setiap orang gejala artritis reumatoid yang dirasakan berbeda-beda, berikut adalah beberpa tanda dan gejala umum yang dirasakan dari penyakit Rematik: 

  1. Kekauan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
  2. Bengkak dari nyeri pada umunya terjadi pada sendi-sendi tangan.
  3. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendiaan pergelangan
  4. jari, tangan, kaki, bahu, lutut, pinggang, punggung dan sekitar leher.
  5. Sakit artritis reumatoid kambuh biasanya pada saat cuaca mendung saat mau hujan setelah mengkonsumsi makanan pantangan seperti; sayur bayam, kangkung, kelapa, santan, dan lain-lain (Haryono dan Setianingsih,2013, h. 10)

Pengobatan Medik Artritis Rheumatoid

Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgentik dan mengurangi peradagan. 

  1. Analgetik yang daapt dipakai adalah asetaminofen dosis2,6-4 g/hr atau propeksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal.
  2. Jika tidak berpengaruh atau jika terdapat tanda peradangan, maka OAINS seperti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagianya dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rheumatoid. Oleh karena itu pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalah ganguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal
  3. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang 39 berlebihan pada sendi yang sakit, dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
  4. Diet
  5. Dukungan psikososial.
  6. Fisioterapi

Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi (Mujahidullah, 2012, h. 83-84)

PEDIS CARE

Pusat Perawatan Luka, Diabetes, dan Stoma

“Semangat dan Dedikasi Kami Untuk Anda”

Jl. Banten  No.6 Malang        

email : pediscaremalang@gmail.com

Untuk info layanan homecare lansia kota malang raya bisa menghubungi no wa:082244443565
atau klik link di www.pediscaregiver.com

 Wulandari
 PediscareGiver Malang

Tinggalkan Balasan